Antisipasi Cuaca Ekstrem Periode Idul Fitri 1446 H, di Bahas Di Rakor Pengendalian Inflasi

Mendagri, Muhammad Tito Karnavian kembali pimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi, sekaligus antisipasi cuaca ekstrem periode Idul Fitri 1446 H secara hybrid bersama K/L dan kepala daerah di seluruh Indonesi, Senin (10/3).

“Curah hujan bulanan Maret-April 2025 pada umumnya diprediksi berada pada kategori menengah-tinggi. Wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan sangat tinggi (>500mm/bulan) yaitu di sebagian Jabar, sebagian Jateng, Sebagian kecil NTT, sebagian Kaltim, sebagian Sulsel, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan.” papar Tito.

Sementara untuk pengendalian inflasi, Mendagri memberikan arahan dan penekanan, yaitu:

1. Secara konsisten melaksanakan Rapat Koordinasi atau Anev Pengendalian Inflasi Daerah sesuai dengan arahan Presiden RI.

2. Memastikan ketersediaan stok/pasokan secara rutin.

3. Perlu lebih merinci jenis komoditas yang mengalami kenaikan dan penurunan harga per hari dan mingguan. Perlu menetapkan target penurunan harga komoditas yang diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

4. Pemda agar mengalokasikan anggaran untuk mengendalikan inflasi.

5. Perlu antisipasi dampak bencana yang disebabkan kondisi cuaca.

6. Kepala Daerah agar memerintahkan jajaran terkait, untuk segera menindaklanjuti, memahami arahan pada rakor Inflasi mingguan daerah.

7. Pemerintah pusat akan melakukan intervensi.

8. Akan dilakukan penilaian oleh tim gabungan terkait kemampuan daerah dalam mengatasi inflasi.

9. Melakukan langkah yang lebih proaktif, konkrit dan cepat dalam pengendalian inflasi daerah.

Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.SC., PH.D., Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa, “BMKG telah menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mengintegrasikan informasi cuaca pada perangkat Dynamic Message Sign (DMS) yang terpasang di seluruh ruas tol di wilayah Jabodetabek di bawah pengelolaan PT Jasa Marga. Pada tahun 2025, program ini direncanakan akan diperluas ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Melalui integrasi ini, diharapkan masyarakat lebih waspada terhadap kondisi cuaca saat berkendara, sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan di jalan tol.”

Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M, menjelaskan bahwa Indonesia terkenal dengan daerah yang rawan bencana. Hingga tanggal 8 Maret 2025 telah tercatat 614 bencana. BNPB telah mengeluarkan surat edaran kepada BPBD se-Indonesia dalam rangka peringatan dini dan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor, khususnya pada periode Ramadan dan Libur Idul Fitri 2025.

“Kami telah mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi basah yaitu: 1) Penetapan status siaga darurat bagi daerah yang rawan banjir/longsor, 2) Laksanakan apel kesiapsiagaan, 3) Periksa, siagakan dan gelar alat perangkat pendukung operasi kedaruratan, 4) Perhatikan prakiraan cuaca, 5) Pemantauan debit sungai, tinggi muka air di tanggul-tanggul rawan jebol dan saluran drainase, 6) Jika air cenderung naik dan hujan tidak berhenti, segera evakuasi masyarakat, 7) Segera distribusikan logistik, 8) Tetapkan status tanggap darurat segera jika terjadi bencana.” lanjut Suharyanto.

Deputi Bidang Operasi, Pencarian dan Pertolongan Basarnas Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno dalam paparannya, “Basarnas siap mendukung penyelenggaraan Siaga SAR Khusus Lebaran pada masa perjalanan mudik dan balik perayaan Idul Fitri 1446 H/ Tahun 2025 agar terwujud layanan pencarian terkoordinasi dan terintegrasi dengan K/L, TNI, POLRI dan Potensi SAR.”(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)