Rakor Inflasi: Tomsi Tohir Tegaskan Kembali Progres Pelaksanaan Program Prioritas Presiden RI Hingga Juni 2025

Pemerintah Kabupaten Magetan kembali ikuti Rapat Koordinasi Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia secara online di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha.

Rapat Koordinasi Inflasi dipimpin langsung oleh Sekjen Kemendagri, TomsiTohir, secara hybrid pada Senin (16/06).

Tomsi Tohir dalam paparannya menegaskan kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk memberikan atensi pada progres Program Prioritas Presiden RI yaitu Makan Bergizi Gratis, Program 3 Juta Rumah, Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), Program Koperasi Merah Putih dan Program Sekolah Rakyat. Bagi kepala daerah yang belum mengusulkan/ mengumpulkan data akan diundang secara khusus untuk mempertanggungjawabkannya.

Sementara untuk perkembangan harga, Tomsi Tohir menjelaskan kenaikan harga beras dan upaya yang dilakukan untuk mengendalikan harga beras, yaitu dengan melaksanakan operasi pasar melalui SPHP dan penyaluran bantuan beras.

“Berkaitan dengan harga harga yang naik seperti beras, minyakita, cabe merah, cabe rawit, kita harus fokus pada 4 jenis barang tersebut supaya dalam waktu singkat harganya lebih baik atau menurun.” ujarnya

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Statistik Nasional menjelaskan, “Pada umumnya pada tahun 2021-2023 terjadi inflasi dimana pada moment Idul Adha, kecuali pada 2024 terjadi deflasi. Secara historis tahun 2021-2024, tingkat inflasi pada momen hari raya Idul Adha lebih rendah dibandingkan momen ramadhan dan hari raya Idul Fitri kecuali pada tahun 2022, tingkat inflasi momen hari raya Idul Adha lebih tinggi dibandingkan momen hari raya Idul Fitri.”

“Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi kelompok yang seringkali menyumbang andil inflasi tertinggi pada bulan-bulan Idul Adha, kecuali Juni 2024. Pada Juni 2024 terjadi deflasi yang disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Adapun deflasi kelompok ini didorong oleh penurunan harga Bawang Merah, Tomat, Daging Ayam Ras, dan Telur Ayam Ras.” tambah Puji

Sementara dari Bapannas, Arief Prasetya Adi melaporkan bahwa perkembangan harga pangan tingkat produsen dengan harga di bawah HPP/HAP yang perlu menjadi perhatian yaitu Kedelai Biji Kering (lokal), GKG. Sedangkan di tingkat konsumen dengan harga di atas HET/HAP yaitu Bawang Putih, Daging Kerbau Beku (impor), Beras Medium Zona 3, Beras Premium Zona 3, Minyak Goreng Curah, Minyakit, Beras Medium Zona 2 dan Beras Medium Zona 1.

Highlight perkembangan harga komoditas yaitu Livebird dan Telur Ayam Ras Tingkat Produsen, Bawang Putih, dan GKG Tingkat Produsen dan Beras Medium Tingkat Konsumen.

“Saat ini harga tingkat produsen untuk Livebird dan Telur Ayam Ras berada dalam status waspada. Sementara untuk harga bawang putih khususnya untuk wilayah Indonesia Timur berada dalam status perlu intervensi. Pelaku usaha penggilingan dan mitra BULOG mengusulkan penyesuaian harga GKG karena penerapan harga GKP Rp. 6.500/kg berdampak pada biaya penggilingan dan HET beras di tingkat konsumen. Berdasarkan panel harga pangan tingkat konsumen, secara nasional harga beras medium berada pada angka Rp. 13.998 (11,98% > HET) dan berada pada status intervensi untuk zona 1, zona 2, dan zona 3.” ungkap Arief.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)