[Kominfo,Newsroom] – Olahraga pencak silat saat ini bukan hanya menjadi olah raga bela diri fisik, namun juga mencakup nilai-nilai budaya, pendidikan karakter dan jati diri bangsa. Ditengah arus globalisasi pencak silat menjadi simbol kearifan lokal yang harus dilestarikan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui oleh Unesco. Kamis (29/5/2025) Pencak Silat Cempaka Putih (PSCP) menggelar Munas (Musyawarah Nasional) di Red Hotel Sarangan yang diikuti 120 cabang PSCP dari seluruh Indonesia.
Guru Muda Lantif Yuli Kurniawan mengatakan, PSCP yang lahir di Magetan kini mempunyai cabang baru di negara Jepang dan ini terbukti PSCP sudah berada di kancah Internasional. “Mari kita tingkatkan kekompakan dan mari kita tingkatkan rasa persatuan kita, jangan sampai kita terpecah belah,” tegasnya.
Ketua umum IPSI Magetan Saif Muchlisun mengatakan, “Kami mengapresiasi atas acara ini karena munas ini bukan hanya sekedar rutinitas organisasi melainkan momentum penting melakukan evaluasi, konsolidasi dan regenerasi pimpinan yang baru untuk membawa PSCP ke arah yg lebih baik, maju dan relevan,” jelasnya.
“Kami dari IPSI Magetan berharap agar musyawarah ini dapat berlangsung secara demokratis menjunjubg tinggi etika organisasi dan menghasilkan keputusan terbaik,” imbuhnya.
Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti dalam sambutannya menyampaikan, banyaknya perguruan pencak silat baik di Kabupaten Magetan secara khusus maupun di Indonesia secara umum mencerminkan kekayaan budaya dan keberagaman warisan leluhur, meskipun hal tersebut juga menciptakan tantangan yang muncul yaitu berupa potensi konflik antar perguruan.
“Untuk itu mari kita junjung semangat persatuan dan kesatuan dan junjung tinggi pemahaman bahwa keberagaman bermakna sebagai kekayaan budaya dan daerah bukan sumber identitas perpecahan,” ungkapnya.(Diskominfo:wan / fa2 / IKP1)